HIDROPONIK TANAMAN
TERONG
Oleh:
Sutatik (25) XI A4
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SMA NEGERI PLOSO
1. Latar Belakang
Indonesia
adalah negara agraris, rata-rata masyarakatnya adalah bertani. Meraka sangat
bergantung dari hasil pertanian. Khususnya masyarakat pedesaan mereka sangat
bergantung dengan hasil alam. Semua yang mereka makan adalah apa yangg mereka
tanam.
Seiring
dengan perkembangan zaman banyak pabrik-pabrik yang berdiri tidak hanya
dikota-kota besar tapi juga sudah merambat ke pedesaan. Kehadiran kawasan
industri di pedesaan tentunya mengurangi jumlah lahan pertanian. lahan yang
seharusnya difungsikan untuk lahan pertanian justru dialih fungsikan untuk kawasan indusri.
Saat
ini jumlah penduduk semakin meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk otomatis
diikuti dengan meningkatnya jumlah kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup yang
semakin meningkat inilah yang membuat para petani harus memutar otak bagamana
cara untuk tetap bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, namun masalahnya bagaimana
cara mereka untuk bisa bertanam ataupun
berkebun dengan lahan yang sempit.
Harga
sayur-sayuran dan buah-buahan saat ini semakin meningkat padahal, tanaman sayur-sayuran
dan buah-buahan sangat diperlukan. Terutama sayur-sayuran yang tidak pernah
lepas dari kebutuhan sehari-hari. Sayur-sayuran misalnya terong, bayam, wortel,
cabai, bawang merah, bawang putih dll. Jenis sayur semacam itu sangat
diperlukan dan menjadi teman disebelah makanan pokok berupa nasi. Tanaman
terong selain enak dikonsumsi juga banya mengandung vitamin yang baik untuk kebutuhan tubuh.
Kebutuhan
yang semakin tinggi dan tidak bisa ditundah membuat mereka para petani harus
kreatif dan mencoba hal baru untuk tetap bisa mencukupi kebutuhan mereka.
Kondisi
pertanian saat ini semakin maju banyak berbagai macam cara untuk menghasilkan
tanaman yang bermutu tinggi.
2. Landasan
Teori
2.1 Hidroponik
2.1.1
Sejarah Hidroponik
Marco polo
dalam pengembaraanya mencatat bahwa terdapat penduduk di negara Cina yang
menanam tanaman secara hidroponik. Pada 1699 wooward, seorang ilmuwan dari
inggris telah melakukan percobaan dengan menggunakan air sebagai media tanam
menggantikan tanah garam mineral atau unsur hara dikarutkan dalam air dengan
dimasukkan sedikit tanah.Pada 1930-an, saintis amerika, Gerice dari Universitas
California telah berhasil menanam tomat dengan teknik hidroponik. Tomat
tersebut tumbuh mencapai ketinggian 7,5 meter. Perkembangan teknologi
greenhouse atau rumah plastik telha membantu perkembangan teknik hidroponik
sehingga aktifitas pertanian dapat dijalankan sepanjang tahun tanpa mengenal
musim,Jadi
semenjak zaman dulu tanaman menggunakan media lain selain tanah, telah banyak
dan berhasil dikembangkan. Saat ini cocok tanam secara hidroponik dilakukan
oleh petani
Istilah
hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk juga
bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan
porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus
putih. Penemu dari metode hidroponik ini adalah DR. WF. Gericke. Beliau adalah
seorang agronomis dari Universitas California, USA. Saat itu beliau berhasil
menanam tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak yang
berisi mineral hasil uji cobanya.
2.1.2
Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari
bahasa latin (hydro = air; ponos =
kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu
bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Hidroponik juga dikenal sebagai
soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi
hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam atau soilles.Pemilihan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan.
2.1.3 Macam-macam hidroponik
× Static
solution culture / kultur air statis
× Continuous-flow
solution culture, contoh : NFT,DF
× AeroponicsPassive
sub-irrigation
× Ebb and flow
atau flood and drain sub-irrigation
× Run to waste
× Deep water
culture
× Bubbleponics
× Bioponic
2.2 Terong
2.2.1
Pengertian Terong
Terung (Solanum melongena) merupakan tanaman setahun
berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman
ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga
yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga.
Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak
digunakan sebagai lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh
rasa buah terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.
3.
Pembahasan
3.1 Media
Media
hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 6.5. Selain itu
media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
Ø
Media untuk persemaian atau
pembibitan
Untuk persemaian dapat digunakan
media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering
digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan
air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
Ø
Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir
sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan
lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan
dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang
dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapat hidup dalam
pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur,
penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di
toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
3.2 Benih
Pemilihan
benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa,
persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam
diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya.
3.3 Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan yang diperlukan adalah :
·
Wadah semai, bisa menggunakan pot
plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu.
·
Wadah tanaman dewasa, umumnya
digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan
kelebihan air saat penyiraman.
·
Kertas tissu/koran basah untuk
menjaga kelembaban
·
Ayakan pasir untuk mengayak media
semai
·
Handsprayer untuk penyiraman
·
Centong pengaduk media
·
Pinset untuk mengambil bibit dari
wadah semai
·
Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman
transplant
·
Benang rami (seperti yang sering
digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
·
Ember penyiram
3.4 Pelaksanaan
Ø Persiapan
media semai
Sebelum
melakukan persemaian, campuran media semai diaduk dahulu secara merata.
Ø Persemaian
tanaman
Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon
dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3
jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah
disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm
dibawah permukaan media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang
lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari
setelah semai).
Persemaian benih kecil
Ø Untuk benih
berukuran kecil seperti terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan
benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat
terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya
dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas
permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas
tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan
aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam
agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai
berkecambah, kertas tisu dibuang.
Ø Setelah
bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
Ø Perlakuan
semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah
semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat
menyebabkan serangan penyakit busuk.
Ø Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal
dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan
agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah
semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar
tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag
pembibitan.
Ø Transplanting/pindah
tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan
persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag.
Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house
agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam,
maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan
pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari
tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada
pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan
memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.
3.5
Penyiraman
Penyiraman
dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah
sebagai berikut:
Ø Penyiraman
manual
Penyiraman
dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya
adalah sebagai berikut :
·
Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup
dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih
berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
·
Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak
5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
·
Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l
larutan encer hara setiap harinya.
Ø Penyiraman
otomatis
Penyiraman
dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System,
yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
3.6 Perawatan
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain
adalah :
Ø Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air,
atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya
dipelihara satu batang utama untuk produksi.
Ø Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar
dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang
tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
Ø Penjarangan
bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan
bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian
penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda
dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
Ø Pengendalian
hama dan penyakit
Pengendalian
dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.
3.6
Panen dan
Pasca Panen
Ø
Pemanenan
Dalam pemanenan perlu
diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang baik,
misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen
yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya.
Kriteria panen
masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria
buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi
perlu diperhatikan.
Ø
Penanganan pasca panen
Pemasaran produk hasil
budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar
harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang
dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan
ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak
semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan
oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam
maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan
pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada
produk yang dijual.
DAFTAR
PUSTAKA
budidaya-terong-secara-hidroponik.html
makalah-hidroponik.html