Senin, 24 Maret 2014

Makalah Hidroponik Tanaman Terong







HIDROPONIK TANAMAN
 TERONG













Oleh:
Sutatik  (25) XI A4

TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SMA NEGERI PLOSO


1.     Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris, rata-rata masyarakatnya adalah bertani. Meraka sangat bergantung dari hasil pertanian. Khususnya masyarakat pedesaan mereka sangat bergantung dengan hasil alam. Semua yang mereka makan adalah apa yangg mereka tanam.
Seiring dengan perkembangan zaman banyak pabrik-pabrik yang berdiri tidak hanya dikota-kota besar tapi juga sudah merambat ke pedesaan. Kehadiran kawasan industri di pedesaan tentunya mengurangi jumlah lahan pertanian. lahan yang seharusnya difungsikan untuk lahan pertanian justru dialih fungsikan  untuk kawasan indusri.
Saat ini jumlah penduduk semakin meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk otomatis diikuti dengan meningkatnya jumlah kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat inilah yang membuat para petani harus memutar otak bagamana cara untuk tetap bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, namun masalahnya bagaimana cara  mereka untuk bisa bertanam ataupun berkebun dengan lahan yang sempit.
Harga sayur-sayuran dan buah-buahan saat ini semakin meningkat padahal, tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diperlukan. Terutama sayur-sayuran yang tidak pernah lepas dari kebutuhan sehari-hari. Sayur-sayuran misalnya terong, bayam, wortel, cabai, bawang merah, bawang putih dll. Jenis sayur semacam itu sangat diperlukan dan menjadi teman disebelah makanan pokok berupa nasi. Tanaman terong selain enak dikonsumsi juga banya mengandung vitamin yang baik  untuk kebutuhan tubuh.
Kebutuhan yang semakin tinggi dan tidak bisa ditundah membuat mereka para petani harus kreatif dan mencoba hal baru untuk tetap bisa mencukupi kebutuhan mereka.
Kondisi pertanian saat ini semakin maju banyak berbagai macam cara untuk menghasilkan tanaman yang bermutu tinggi.






2.     Landasan Teori
2.1  Hidroponik
2.1.1        Sejarah Hidroponik
Marco polo dalam pengembaraanya mencatat bahwa terdapat penduduk di negara Cina yang menanam tanaman secara hidroponik. Pada 1699 wooward, seorang ilmuwan dari inggris telah melakukan percobaan dengan menggunakan air sebagai media tanam menggantikan tanah garam mineral atau unsur hara dikarutkan dalam air dengan dimasukkan sedikit tanah.Pada 1930-an, saintis amerika, Gerice dari Universitas California telah berhasil menanam tomat dengan teknik hidroponik. Tomat tersebut tumbuh mencapai ketinggian 7,5 meter. Perkembangan teknologi greenhouse atau rumah plastik telha membantu perkembangan teknik hidroponik sehingga aktifitas pertanian dapat dijalankan sepanjang tahun tanpa mengenal musim,Jadi semenjak zaman dulu tanaman menggunakan media lain selain tanah, telah banyak dan berhasil dikembangkan. Saat ini cocok tanam secara hidroponik dilakukan oleh petani
Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih. Penemu dari metode hidroponik ini adalah DR. WF. Gericke. Beliau adalah seorang agronomis dari Universitas California, USA. Saat itu beliau berhasil menanam tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak yang berisi mineral hasil uji cobanya.

2.1.2        Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan.
              2.1.3     Macam-macam hidroponik
×  Static solution culture / kultur air statis
×  Continuous-flow solution culture, contoh : NFT,DF
×  AeroponicsPassive sub-irrigation
×  Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
×  Run to waste
×  Deep water culture
×  Bubbleponics
×  Bioponic

2.2     Terong
2.2.1 Pengertian Terong
Terung (Solanum melongena) merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga.
Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.









3.     Pembahasan
3.1  Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
Ø  Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunakan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.

Ø  Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapat hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.

3.2  Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya.




3.3  Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan yang diperlukan adalah :
·         Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu.
·         Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
·         Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
·         Ayakan pasir untuk mengayak media semai
·         Handsprayer untuk penyiraman
·         Centong pengaduk media
·         Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
·         Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
·         Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
·         Ember penyiram

3.4         Pelaksanaan
Ø  Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, campuran media semai diaduk dahulu secara merata.
Ø  Persemaian tanaman
Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
Persemaian benih kecil
Ø  Untuk benih berukuran kecil seperti terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.

Ø  Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.

Ø  Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

Ø  Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.

Ø  Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.

3.5              Penyiraman
 Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:
Ø  Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :
·         Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
·         Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
·         Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.

Ø  Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
            3.6 Perawatan
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
Ø  Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
Ø  Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
Ø  Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
Ø  Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.


3.6              Panen dan Pasca Panen
Ø  Pemanenan
   Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
   Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.

Ø  Penanganan pasca panen
   Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.






























DAFTAR PUSTAKA
budidaya-terong-secara-hidroponik.html
makalah-hidroponik.html



    


2 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan RHIZOBIUM untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus
  2. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan RHIZOBIUM untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus